Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Sulut menarik perhatian Jerman. Buktinya, secara khusus pemerintah Jerman mengutus Federal Minister for Economic Cooperation and Development Mr Dirk Niebel melihat pembangkit listrik dengan sumber EBT. Kamis (10/1) kemarin, Mr Niebel bersama sejumlah pengusaha dan pimpinan lembaga keuangan di Jerman berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong 1 dan 2 di Uluindano, Tomohon. Hari ini rombongan akan melihat PLTS Bunaken.
Energi baru terbarukan atau renewable energy, kata Mr Niebel, seperti dituturkan Mrs Karen Stadtlander, menjadi perhatian dunia karena penggunaan bahan bakar fosil (BBM, red) kian habis dan telah menyumbang pencemaran udara yang sangat besar. “Indonesia sangat kaya renewable energy, tapi kurang dimanfaatkan maksimal. Makanya negara kami tertarik untuk kerjasama,” kata Mrs Karen, pimpinan Indoropa, Communication and Business Partner Indonesia-Germany.
Namun, kata Karen yang juga jadi juru bahasa dalam kunjungan ini, Mr Niebel sebagai menteri dari Partai Demokrat Liberal Jerman atau Freie Demokratische Partei (FDP) kurang mau penggarapan kerjasama ini dalam bentuk government to government (G to G) saja.
“Mr Niebel suka investasi nanti juga bisa dirasakan langsung masyarakat. Makanya selain G to G, implementasinya menyentuh masyarakat. Atau bahkan, kerjasamanya dengan masyarakat,” kata perempuan bersuamikan pria Amurang, Minsel ini.
Sementara itu, Mr Niebel yang turut didampingi Duta Besar Jerman untuk Indonesia Dr Georg Witschel kepada Deputi Manajer Perencanaan Korporat PLN Suluttenggo Parlindungan Sihombing, yang menjelaskan sistem kerja PLTP Lahendong, lebih banyak menanyakan kerjasama PLN dengan Pertamina Geothermal Lahendong. “Sistem pasokan dan pembelian uap dari Pertamina Geothermal ditanyakan lebih banyak dan mendetail,” ujar Sihombing yang saat itu didampingi General Manager PLN Suluttenggo Santoso Januwarsono dan Kepala Divisi EBT PT PLN (Persero) Mohammad Sofyan.
Januwarsono mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah Jerman yang memilih Sulut sebagai lokasi kunjungan terkait dengan pemanfaatan EBT untuk listrik. “Memang di Sulut berlimpah. Tinggal investasi saja yang boleh mengoptimalkan potensinya. Ada panas bumi, air, matahari, sampai angin,” ujar Janu, sapaannya.
Mrs Karen menambahkan, dalam kemitraan Jerman dengan Indonesia ini, daerah-daerah yang disasar karena potensi sangat besar. “Khusus listrik, karena Indonesia itu kepulauan tidak mungkin listriknya di satu pusat saja dan disalurkan ke pulau-pulau. Tapi harus memanfaatkan potensi di pulau itu. Kami yakin potensinya ada dan banyak,” ujar Karen.
Sementara Asisten III Bidang Administrasi Umum Setprov Sulut Drs Edwin Silangen MSi yang menerima, dan mendampingi, rombongan ini menyatakan Pemprov akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pemerintah Jerman untuk mengelola energi terbarukan di Sulut.
“Demi kemajuan Sulut, kami sangat welcome,” kata mantan Karo Pemerintahan dan Humas Sulut itu. “Kami berharap kerjasama ini akan dilakukan juga untuk kegiatan ekonomi dan pembangunan lainnya,” imbuh Silangen yang turut didampingi Kepala Biro Sumber Daya Alam Setprov Sulut Ir Sandra Moniaga, dan sejumlah pejabat eselon III Dinas ESDM Sulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar