Energi panas bumi adalah energi
yang ditimbulkan oleh panas dalam bumi. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan
berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi dapat
ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa
kilometer di bawah permukaan.Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber
panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma. Untuk menangkap panas
bumi tersebut harus dilakukan pemboran sumur seperti yang dilakukan pada sumur
produksi minyak bumi. Sumur tersebut menangkap air tanah yang terpanaskan,
kemudian uap dan air panas dipisahkan.
Uap air panas dibersihkan dan dialirkan
untuk memutar turbin. Air panas yang telah dipisahkan dimasukkan kembali ke
dalam reservoir melalui sumur injeksi yang dapat membantu untuk menimbulkan
lagi sumber uap. Menurut Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang panas bumi,
geothermal adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik
semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir secara
berkelanjutan dari dalam bumi menuju kepermukaan yang manifestasinya dapat
berupa gunung berapi, mata air panas, dan geyser.
Secara struktur, lapisan bumi dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti bumi
(core). Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100oC. Lapisan
kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
Selimut bumi memiliki tebal mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000oC. Inti bumi
terdiri dari material cair yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km. Inti
dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500oC.
Secara universal, setiap penurunan 1 km kedalaman ke perut bumi temperatur naik
sebesar 25 – 30ºC. Jadi semakin jauh ke dalam perut bumi suhu batuan akan makin
tinggi.Bila suhu di permukaan bumi adalah 27ºC maka untuk kedalaman 100 meter
suhu bisa mencapai sekitar 29,5ºC. Pertambahan panas ini disebut gradien
geothermal. Di dalam kulit bumi, ada kalanya aliran air berada dekat dengan
batu-batuan panas yang temperaturnya bisa mencapai 148°C. Air tersebut tidak
menjadi uap (steam) karena tidak ada kontak dengan udara. Bila air panas
tersebut keluar ke permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi,
maka akan timbul air panas yang biasa disebut dengan hot spring. Air panas alam
(hot spring) ini biasa dimanfaatkan untuk kolam air panas dan banyak pula yang
sekaligus dijadikan tempat wisata.
Apabila air panas alam mengalami
kontak dengan udara karena fraktur atau retakan, maka semburan akan keluar
melalui retakan tersebut dalam bentuk air panas dan uap panas (steam). Air
panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit
tenaga listrik. Agar energi geothermal dapat dikonversi menjadi energi listrik,
tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik (power plants). Apabila
air panas alam mengalami kontak dengan udara karena fraktur atau retakan, maka
semburan akan keluar melalui retakan tersebut dalam bentuk air panas dan uap
panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik. Agar energi geotermal dapat dikonversi
menjadi energi listrik, tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik
(power plants). Teknologi yang digunakan dalam pembangkit listrik ini adalah
Dry Steam Power plant, Flash Steam Power plant, dan Bynary-cycle Power Plant.
Pada prinsipnya, Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP). Yang
membedakannya adalah pada PLTU uap dibuat dipermukaan menggunakan boiler,
sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Pembangkit yang
digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai
komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas bumi, yaitu
terdiri dari generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya.
Seperti halnya pencarian bahan
tambang yang lain, untuk sampai kepada tahap produksi perlu dilakukan survei
atau eksplorasi. Cara untuk memperoleh sumber panas bumi adalah dengan eksplorasi
yang harus dilakukan dalam beberapa tahap.
Tahapan survei eksplorasi sumber panas bumi adalah seperti
berikut:
·
Survei
pendahuluan dengan interpretasi dan analisa foto udara dan citra satelit
·
Kajian
kegunungapian atau studi volkanologi
·
Pemetaan
geologi dan strutur geologi
·
Survei
geokimia
·
Survei
geofisika
·
Pemboran
eksplorasi
Faktor penting yang sangat
mempengaruhi keberhasilan produksi tenaga listrik dari energi panas bumi adalah
besarnya gradien geotermal serta besarnya panas yang dihasilkan. Semakin besar
gradien geotermal maka akan semakin dangkal sumur produksi yang dibutuhkan, dan
semakin tinggi temperatur yang dapat ditangkap sampai ke permukaan, maka akan
semakin mengurangi biaya produksi di permukaan.
Energi panas bumi dapat menyediakan
sumber tenaga yang bersih dan terbarukan serta dapat memberikan keuntungan yang
signifikan. Emisi energi panas bumi tak mengandung polutan kimiawi atau tak
mengeluarkan limbah dan hanya mengandung sebagian besar air yang diinjeksikan
kembali kedalam bumi. Energi panas bumi adalah sumber tenaga yang andal yang
dapat mengurangi kebutuhan impor bahan bakar fosil. Panas bumi juga dapat
terbarukan karena praktis sumber panas alami dari dalam bumi tidak ada
batasnya.
Beberapa keunggulan sumber energi
panas bumi adalah:
·
Menyediakan
tenaga listrik yang andal dengan pembangkit yang tidak memakan tempat
·
Terbarui
dan berkesinambungan
·
Memberikan
tenaga beban dasar yang konstan
·
Memberikan
keuntungan ekonomi secara lokal
·
Dapat
dikontrol secara jarak jauh
·
Tersedia
melimpah
·
Nyaris
tanpa polusi
·
Menghasilkan
karbon dioksida 65 kali lebih kecil dari batubara
Faktor yang masih menghambat
perkembangan industri listrik tenaga panas bumi di Indonesia antara lain adalah
mahalnya biaya eksplorasi terutama untuk pemboran eksplorasi. Besarnya biaya
pemboran eksplorasi berbanding secara eksponensial dengan kedalaman, padahal
untuk mendapatkan temperatur yang tinggi harus membor lebih dalam.
Konsekuensinya sumur eksplorasi panas bumi di Indonesia masih terlalu sedikit
sehingga tingkat ketidak-pastian keberhasilan masih tinggi. Kendala yang lain
adalah investor ragu dengan proyek di Indonesia karena beaya eksplorasi dan
pengembangan harus ditanggung dan tidak kembali sampai energi terjual kepada
pelanggan.
Menurut Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral (DIM), saat ini diperkirakan total potensi energi panas bumi
Indonesia sebesar 27000 MW. Potensi ini setara dengan 40% dari cadangan panas
bumi dunia. Lokasi panas bumi di Indonesia tersebar di 252 tempat mengikuti
jalur gunung api yang membentang dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi
sampai Maluku. Dari 252 lokasi panas bumi yang ada, baru 31% yang telah
dilakukan survei secara rinci. Sehingga jumlah potensi tersebut akan berubah
sesuai dengan hasil survei.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar